Sabtu, 15 September 2018

Lensa Sony G Master

Lensa-lensa Sony G Master

Sony akhirnya menjawab tuntutan dari fotografer profesional dan amatir serius dengan meluncurkan tiga lensa berlabel G Master. Lensa-lensa ini antara lain: Sony FE 85mm f/1.4 GM, Sony FE 24-70mm f/2.8, dan Sony FE 70-200mm f/2.8 GM.

Kiri ke kanan: Kamera Sony A7 II dengan lensa FE GM 70-200mm f/2.8 OSS, 24-70mm f/2.8 dan 85mm f/1.4

Sony menyatakan bahwa lensa-lensa G Master memiliki standar yang lebih tinggi dari lensa-lensa yang sudah beredar sebelumnya (Sony FE, Sony G, dan Sony Zeiss). Untuk lensa-lensa G Master, Sony mengunakan standard spatial frequency 50 lp/mm. Biasanya lensa-lensa lainnya mengunakan standar sampai dengan 30 lp/mm dan 40 lp/mm untuk lensa Zeiss.


Akibatnya lensa-lensa tersebut dapat merekam detail yang sangat banyak dan jelas dan siap untuk kamera beresolusi lebih dari 40 MP. Lensa-lensa FE yang sudah ada masih bagus untuk 40 MP, tapi kedepannya, kemungkinan Sony akan membuat sensor yang melebihi 40 MP.

Untuk lensa 85mm f/1.4 Sony juga mengungkapkan bahwa mereka mengunakan mesin cetak khusus untuk memuluskan elemen Aspherical lensa. Dengan mesin ini, permukaan lensa bisa sangat mulus, sekitar 0.01 mikron. Dengan memuluskan elemen ASPH. ini, bokeh / bagian yang tidak fokus sangat mulus dan tidak memunculkan efek bentuk seperti bawang, sedangkan bagian yang fokus bisa tetap sangat tajam.


Teknologi ini signifikan karena, selama ini desainer lensa harus memilih antara memprioritaskan ketajaman (resolusi) atau kemulusan latar belakang. Lensa GM juga memiliki 11 bilah aperture yang membuat bulatan-bulatan blur / bokeh berbentuk lingkaran yang mulus.


Zeiss Batis 85mm f/1.8 OSS vs Sony FE 85mm f/1.4 GM
Ada pembaca yang menanyakan apa bedanya antara Sony GM 85mm f/1.4 dengan Zeiss Batis 85mm f/1.8 OSS. Perbedaannya cukup banyak, seperti bukaan maksimum lensa Sony lebih besar  2/3 stop. Jadinya lebih terang dan lebih blur latar belakangnya. Selain itu, blur latar belakang lensa Sony lebih mulus. Soal ketajaman kurang lebih sama.

Kiri: Sony FE 85mm f/1.4 GM, Kanan: Zeiss Batis 85mm f/1.4

Kelebihan Zeiss Batis 85mm adalah ukuran dan beratnya yang lebih ringan. Batis 85mm beratnya hanya 475 gram, sedangkan yang Sony hampir dua kali lipatnya yaitu 820 gram. Dan Zeiss Batis punya stabilizer di lensa (OSS), sedangkan yang Sony tidak. Stabilizer akan sangat membantu saat dipasang dengan kamera Sony yang tidak memiliki stabilizer seperti A7 generasi pertama dan Sony A6000, A5000 dst.

Satu lagi yang berbeda, yaitu di Zeiss memiliki layar OLED penunjuk jarak fokus dan depth of field, sedangkan di Sony tidak ada, tapi punya aperture ring.

Perbedaan lain yaitu di karakter bokeh-nya. Zeiss Batis memiliki bokeh yang agak berputar (swirly) dan bagian highlightnya berbentuk seperti daun, sedangkan yang GM bokehnya berbentuk bulatan.

Dari segi harga juga berbeda, cukup jauh, sekitar $600 atau Rp 8.4 juta. Zeiss Batis 85mm harganya US$ 1200, sedangkan yang Sony FE 85mm f/1.4 harganya US$1800.

KESIMPULAN
Dengan hadirnya ketiga lensa elit ini, maka Sony menunjukkan keseriusan dan prioritas mereka untuk mendapatkan hati dari fotografer profesional dan penghobi serius yang tidak ingin berkompromi dengan kualitas gambar.


Oleh karena bukaan lensanya besar dan kualitasnya tinggi, lensa-lensa GM ukurannya memang jadi relatif besar, sama dengan lensa-lensa profesional DSLR. Ya, ini memang tidak bisa dihindari, karena hukum fisika optik dan teknologi saat ini belum memungkinkan untuk membuat lensa berkualitas tinggi dan berbukaan besar tapi ukurannya mungil.

Bagi yang suka lensa-lensa yang lebih compact, pilihannya sebenarnya sudah ada juga, yaitu Sony Zeiss 24-70mm f/4 OSS, Sony FE 70-200mm f/4 OSS dan Zeiss Batis 85mm f/1.8 OSS

sumber:http://www.infofotografi.com
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll